I Waited for The Lord

Devotion

I Waited for The Lord

15 July 2024

Aku sangat menanti-nantikan TUHAN, lalu Ia menjenguk kepadaku dan mendengar teriakku minta tolong. (Mzm. 40:2 )

Pernahkah kamu merasa kesulitan begitu berat? Tentu dan pasti. Semua manusia pernah merasakan kesulitan yang begitu berat dan tidak dimengerti oleh orang lain. Kesulitan yang banyak, berat, dan terus ada, inilah yang sehari-hari kita hadapi. Dari semua kesulitan itu, kita pasti ingin mencari jalan keluar dan kelepasan. Di tengah-tengah ini semua, kita akan mencari orang yang menurut kita lebih berpengalaman, lebih dewasa, atau lebih rohani untuk mendengar dan memberikan jalan bagi kita. Inilah respons kita di tengah kesulitan yang ada. Namun, dalam bagian Mazmur 40:2 ini, kita sekali lagi melihat bahwa dahulu, Daud pun mengalami kesulitan. Dalam ayat ini tertulis “teriakku” yang menunjukkan kesulitan yang sangat berat dan seakan-akan tidak ada penyelesaian. Ini adalah teriakan Daud meminta pertolongan Tuhan. Daud bukanlah orang biasa seperti kita. Daud adalah seorang raja yang pasti memiliki segala sesuatu yang bisa membuat dia keluar dari kesulitannya. Tetapi pertanyaannya, apakah yang menjadi kesulitan Daud? Sehingga apa pun yang dia punya tidak bisa melepaskannya?
Daud mengalami kesulitan yang begitu besar karena dia berdiri di sisi Allah. Karena Daud berdiri di sisi Allah, dia mendapat semua kesulitan yang tidak dimengerti orang lain. Karena dia berdiri di sisi Allah, musuh-musuhnya mengejek dan menertawakan dia. Karena dia beriman kepada Allah yang benar, dia harus mengalami kesulitan dan beban yang sangat mendalam di dalam hatinya. Tetapi apa yang Daud lakukan? Dia tidak mengeluarkan semua bebannya dengan menangis, lari, atau membicarakan kebobrokan musuh-musuhnya. Dia tidak melakukan itu. Malahan yang Daud lakukan adalah menantikan pertolongan Tuhan. Daud menantikan Tuhan menolongnya. Daud menantikan Tuhan yang memakai kesulitan dan beban hidupnya menjadi alat menyatakan Diri Allah lebih jelas kepada musuh-musuhnya. Sekali lagi, Daud menantikan pertolongan Allah. Hatinya masih berteriak, tetapi teriakannya adalah teriakan yang beriman kepada Allah Sang Keselamatannya. Daud tidak membunuh musuh-musuhnya. Dia tidak menangisi keadaannya. Di tengah kesulitan yang dihadapinya, Daud berharap Tuhan menjenguk dan menolongnya. Kiranya iman seperti Daud ini juga kita miliki sebagai umat Tuhan.
Di tengah berbagai kesulitan dan beban yang kita hadapi, mari belajar bukan berteriak kepada dunia ini mencari pertolongan atau berharap belas kasihan dari dunia ini. Mari belajar bukan menangisi terus-menerus segala kesulitan yang ada. Tetapi, mari sekali lagi di tengah kesulitan yang kita hadapi, mata kita tertuju pada Tuhan. Menantikan Dia menjawab, menantikan pertolongan-Nya, percaya bahwa Ia mendengar dan akan melawat kita, bahkan memakai kesulitan yang kita hadapi untuk menyatakan tentang diri-Nya. (DB)

*Psalm 40:2    I waited patiently for the LORD, and He inclined unto me, and heard my cry