Menyesal

Christian Life

Menyesal

2 August 2021

Menyesal di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti merasa tidak senang atau tidak bahagia (susah, kecewa, dan sebagainya) karena (telah melakukan) sesuatu yang kurang baik (dosa, kesalahan, dan sebagainya). Berdasarkan pengertian tersebut, maka di dalam hidup setiap manusia, pasti ia pernah mengalami penyesalan atas keputusan atau tindakan atau perbuatan yang dirasakan merugikan dirinya atau orang lain.

Mengapa manusia bisa melakukan sesuatu hal kemudian ia menyesal? Ya karena manusia adalah ciptaan yang terbatas, dan berdosa. Oleh karena dosa, maka segala aspek hidup manusia menjadi tercemar, korup, dan menyimpang. Itu sebabnya sering kali ada keputusan atau tindakan atau perbuatan yang baru disadarinya kemudian bahwa berdampak buruk bagi dirinya ataupun orang lain.

Jika demikian, pernahkah Allah Sang Pencipta, Sang Mahatahu menyesal? Kejadian 6:7 menuliskan, “Berfirmanlah TUHAN: “Aku akan menghapuskan manusia yang telah Kuciptakan itu dari muka bumi, baik manusia maupun hewan dan binatang-binatang melata dan burung-burung di udara, sebab Aku menyesal, bahwa Aku telah menjadikan mereka.” Saat itu TUHAN melihat bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata, maka meyesallah TUHAN, bahwa ia telah menjadikan manusia di bumi, dan hal itu memilukan hatinya” (Kej. 6:5-6). Apakah yang disesali Allah? Apa yang salah diperbuat Allah? Tentu saja tidak ada. Karena penyesalan Allah bukanlah penyesalan terkait dengan ketidaktahuan akan apa yang terjadi akibat keputusan yang salah, tetapi penyesalan Allah dimengerti sebagai kesedihan Allah melihat keberdosaan dan kejahatan manusia yang amat sangat. Allah adalah kudus namun juga kasih. Maka Ia sangat sedih melihat keberdosaan dan kejahatan manusia dan terlebih lagi, tidak ada pertobatan. Itu sebabnya Allah menyesal.

Bagaimanakah dengan kita hari ini? Jikalau ada penyesalan dalam hidup kita, adakah penyesalan itu terkait dengan dosa-dosa yang kita perbuat yang mendukakan hati Allah? Mari kita minta kepada Tuhan agar diberi hati untuk peka terhadap dosa. Namun tentu saja tidak cukup sampai di situ saja, tetapi juga kita berbalik dari dosa-dosa kita dan menjalankan hidup yang menyukakan hati Allah.

Marilah kita memohon kepada Allah agar kita diberikan hati yang peka akan dosa, dan mampu menyesal, bertobat, dan kembali kepada jalan yang benar. (DS)