Manusia adalah gambar dan rupa Allah, oleh karena itu sudah sepantasnya manusia mencerminkan Allah. Sifat dan karakter manusia harusnya mirip dengan sifat dan karakter Allah. Ketika Allah memperlihatkan kemuliaan-Nya kepada Musa, Allah berseru: ”TUHAN, TUHAN, Allah penyayang dan pengasih, panjang sabar, berlimpah kasih-Nya dan setia-Nya, yang meneguhkan kasih setia-Nya kepada beribu-ribu orang, yang mengampuni kesalahan, pelanggaran, dosa; tetapi tidaklah sekali-kali membebaskan orang yang bersalah dari hukuman, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya dan cucunya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat” (Kel. 34:6-7). Bagaimanakah dengan kita, orang Kristen, apakah kita sebaliknya cepat marah dan mendendam?
Ketika seseorang marah, biasanya ia mengucapkan kata-kata pedas dengan bahasa tubuh yang kasar, sehingga menimbulkan pertengkaran dan berakhir dengan berdosa kepada Tuhan. Seperti api yang berkobar sulit untuk dimatikan, demikianlah kemarahan tidak mudah dipadamkan, dan menghanguskan semua yang ada di sekitarnya. Sebagai orang Kristen yang mau taat kepada Tuhan, kita harus waspada terhadap kemarahan kita, baik yang meledak-ledak ataupun yang dipendam. Kitab Amsal berisi banyak nasihat tentang kemarahan, yang menggambarkan bahwa orang bodoh cepat marah sedangkan orang bijak berkepala dingin. Berikut beberapa nasihat yang diajarkan oleh Amsal.
- Amsal 6:16, 19 (Buang) Enam perkara yang dibenci Tuhan...seorang yang menimbulkan pertengkaran saudara
- Amsal 10:12 (Buang) Kebencian menimbulkan pertengkaran, (Kenakan) tetapi kasih menutupi segala pelanggaran.
- Amsal 12:16 (Buang) Bodohlah yang menyatakan sakit hatinya seketika itu juga, (Kenakan) tetapi bijak yang mengabaikan cemooh.
- Amsal 12:18 (Buang) Ada orang yang lancang mulutnya seperti tikaman pedang, (Kenakan) tetapi lidah orang bijak mendatangkan kesembuhan.
- Amsal 14:17 (Buang) Siapa lekas naik darah berlaku bodoh, (Kenakan) tetapi orang yang bijaksana, bersabar.
- Amsal 14:29 (Buang) tetapi siapa cepat marah membesarkan kebodohan. (Kenakan) Orang yang sabar besar pengertiannya,
- Amsal 15:01 (Buang) tetapi perkataan yang pedas membangkitkan marah. (Kenakan) Jawaban yang lemah lembut meredakan kegeraman,
- Amsal 15:18 (Buang) Si pemarah membangkitkan pertengkaran, (Kenakan) tetapi orang yang sabar memadamkan perbantahan.
- Amsal 16:32 (Kenakan) Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya melebihi orang yang merebut kota.
- Amsal 17:27 (Kenakan) Orang yang berpengetahuan menahan perkataannya, orang yang berpengertian berkepala dingin.
- Amsal 18:01 (Buang) Orang yang menyendiri, mencari keinginannya, amarahnya meledak terhadap setiap pertimbangan.
- Amsal 19:11 (Kenakan) Akal budi membuat seseorang panjang sabar, dan orang itu dipuji karena memaafkan pelanggaran.
- Amsal 19:19 (Buang) Orang yang sangat cepat marah akan kena denda, karena jika engkau hendak menolongnya, engkau hanya menambah marahnya.
- Amsal 20:03 (Buang) tetapi setiap orang bodoh membiarkan amarahnya meledak. (Kenakan) Terhormatlah seseorang jika ia menjauhi perbantahan,
- Amsal 22:24-25 (Buang) Jangan berteman dengan orang yang lekas gusar, jangan bergaul dengan seorang pemarah, supaya engkau jangan menjadi biasa dengan tingkah lakunya dan memasang jerat bagi dirimu sendiri.
- Amsal 24:19-20 (Buang) Jangan menjadi marah karena orang yang berbuat jahat, jangan iri kepada orang fasik. Karena tidak ada masa depan bagi penjahat, pelita orang fasik akan padam.
- Amsal 27:04:00 (Buang) Panas hati kejam dan murka melanda, tetapi siapa dapat tahan terhadap cemburu?
- Amsal 29:11:00 (Buang) Orang bebal melampiaskan seluruh amarahnya, (Kenakan) tetapi orang bijak akhirnya meredakannya.
- Amsal 29:22:00 (Buang) Si pemarah menimbulkan pertengkaran, dan orang yang lekas gusar banyak pelanggarannya.
- Amsal 30:33:00 (Buang) Sebab, kalau susu ditekan, mentega dihasilkan, dan kalau hidup ditekan, darah keluar, dan kalau kemarahan ditekan, pertengkaran timbul.
Sampah dibuang, perhiasan dikenakan, tetapi kadang kita sulit membedakan apa itu sampah dan apa itu perhiasan. Demikian juga, kadang kita sulit membedakan apa yang baik dan apa yang jahat, apa yang bijak dan apa yang bodoh. Kita membaca banyak buku agar pandai dan memiliki hidup yang menjanjikan di dunia ini; tetapi apakah kita membaca bukunya Allah agar berhikmat dan memiliki hidup kekal? Allahlah yang memberikan hikmat, dari mulut-Nya datang pengetahuan dan kepandaian (Ams. 2:6) supaya kita panjang umur dan sejahtera (Ams. 3:2).
Marilah kita mempelajari Alkitab, satu-satunya buku yang memberitahukan kita dari mana kita datang, bagaimana menjalani hidup, dan ke mana kita pergi. (YV)