Selera

Devotion

Selera

13 March 2023

Setiap kita memiliki selera. Selera antara satu individu berbeda dari individu yang lain. Dalam urusan makanan misalnya, Si A doyan makan duren, tetapi Si B jangankan makan, begitu mencium bau duren saja, sudah mual perutnya. Contoh lain, Si A sangat menyukai barang-barang yang berwarna merah, tetapi bagi Si B warna merah itu norak, dia lebih menyukai warna coklat muda. Satu contoh yang lain lagi, Si A memiliki hobi  mendaki gunung, tetapi Si B lebih memilih diam di kamarnya, berkutat di depan laptopnya. Memang Tuhan menciptakan setiap manusia unik. Masing-masing memiliki ciri khasnya sebagai seorang manusia. Tidak ada satu pun manusia yang sama di dunia, sekali pun mereka adalah kembar siam. Masing-masing pribadi harus hidup bertanggung jawab di hadapan Tuhan Penciptanya.
Ketika berbicara tentang pertanggungjawaban di hadapan Tuhan, maka urusannya bukan lagi tentang selera. Kita tidak bisa mengatakan “Karena saya tidak berselera, maka saya tidak mau melakukan seperti apa yang difirmankan Tuhan.” Ketika berbicara tentang ketaatan kepada firman Tuhan, maka kita harus membuang jauh-jauh urusan selera. Betul, kita memiliki ciri khas diri kita sebagai individu dengan selera masing-masing di dalam hidup kita. Tetapi selera itu pun harus tunduk berdasarkan kebenaran firman Tuhan. Firman Tuhan memerintahkan kita untuk pergi memberitakan Injil. Kita tidak bisa beralasan, “Saya tidak suka ketemu orang, bagian saya berdoa saja…”, atau “Saya tidak suka mengobrol dengan orang… “, atau “Saya lagi not in the mood… lagi stress… banyak kerjaan…”
Kita memiliki seribu satu alasan untuk menunjukkan ada bagian dalam hidup kita yang tidak sesuai dengan selera kita terkait dengan ketaatan kepada firman Tuhan, dan itu menjadi alasan kita untuk tidak menjalankan firman Tuhan sepenuhnya. Kita memperlakukan ketaatan kita kepada firman Tuhan seperti kita memperlakukan selera kita dalam kehidupan kita sehari-hari; mana yang kita suka, itu yang kita jalani, mana yang kita tidak suka, tidak kita jalani. Atau bahkan mana yang kita tidak suka, kita coba merevisi kebenaran firman Tuhan tersebut dan kita gantikan sesuai selera kita. Misal terkait dengan tata ibadah, lagu-lagu pujian kepada Tuhan, cara kita bekerja, cara kita hidup, kita memilih untuk menggantikan sesuai selera kita, bukan seperti apa yang Tuhan mau.
Tuhan Yesus berkata: “Jikalau engkau mengasihi Aku, engkau akan menuruti SELURUH perintah-Ku.” (Yohanes 14:15). Ketika kita mengasihi seseorang, kita pasti ingin menyenangkan hatinya bukan dengan selera kita, tetapi sesuai selera dia. Demikian juga ketika kita mengatakan kita mengasihi Tuhan, pasti kita ingin menyenangkan hati Dia dengan menaati seluruh perintah-Nya, bukan berdasarkan selera kita tetapi berdasarkan “selera” Tuhan. Adakah kita orangnya?
Marilah kita bertobat, menaklukkan selera kita di bawah firman Tuhan.  Percayalah, tidak akan pernah ada dan pasti tidak pernah ada orang yang sepenuhnya taat kepada firman Tuhan dan akhirnya ditinggalkan. Tuhan berkata bahwa Ia akan selalu menyertai kita sampai selama-lamanya. Marilah kita taat kepada Tuhan dan bukan kepada selera kita. (DS)