Bacaan: Kejadian 1:4b-5a
Terang itu memang baik, tepat seperti firman Tuhan. Di perikop ini kita melihat bahwa Allah memisahkan terang itu dari gelap sehingga mereka tidak akan berpadu bersama atau didamaikan. Tetapi ada satu hal yang unik ketika kita melihat relasi antara terang dan gelap di dalam perikop ini. Tuhan membagi waktu di antara mereka berdua: siang untuk terang, dan malam untuk gelap. Sekalipun gelap sudah diusir berpisah dari sang terang, tetapi dia tidak pernah dikutuk untuk musnah selama-lamanya.
Tuhan mengizinkan terjadinya pergantian yang teratur antara terang dan gelap. Tuhanlah yang mengatur agar si gelap juga memiliki tempatnya sendiri di dalam dunia ciptaan ini. Gelap diberikan giliran untuk hadir dalam keseharian kita. Kenapa? Karena memang gelap memiliki kegunaannya sendiri. Coba bayangkan jika kita hidup di dalam dunia yang selalu terang 24 jam 7 hari non-stop? Bagaimana ya kira-kira rasanya?
Allah membagi-bagi waktu seperti ini karena Ia ingin mengajarkan kita bahwa dunia yang kita hidupi ini adalah dunia yang penuh dengan berbagai perubahan dan Allahlah yang berdaulat atas semuanya. Misalnya perubahan antara istirahat dan bekerja. Terang pagi menemani pekerjaan di siang hari, demikian juga bayang-bayang malam menemani istirahat pada malam hari dan menutup tirai di sekitar kita agar kita bisa tidur nyenyak. Selain itu Tuhan juga ingin mengajarkan kepada kita bahwa sekalipun di dalam dunia ini penuh perubahan, namun Allah tetap setia memelihara kita menghadapi pergantian-pergantian tersebut: kedamaian dan keresahan; sukacita dan dukacita; tawa dan tangis; bahkan kelahiran dan kematian. Dan yang terpenting adalah, terang dan gelap adalah sarana agar kita dapat mengenal Allah ketika kita membaca Alkitab. Tuhan menggunakan ciptaan agar kita bisa mengerti firman-Nya, agar melalui firman-Nya kita bisa mengerti realitas tertinggi: Kristus dan salib-Nya. Salib adalah tempat paling gelap dan sekaligus tempat memancarkan terang yang paling besar.
Mari kita menyambut terang maupun gelap dengan mata yang tertuju kepada Pencipta. Jika saat ini kita sedang berada di dalam “ruang terang”, bersyukurlah! Teruskanlah melakukan pekerjaan-pekerjaan baik yang telah Tuhan sediakan! Tetapi jika kita pun saat ini sedang berjalan melalui “ruang gelap”, marilah kita juga melihat bahwa itu pun dari Tuhan. Percayalah bahwa Tuhan atas terang maupun gelap itu juga adalah Pencipta bahkan Penebus hidup kita yang setia. Dialah yang akan menopang umat-Nya melalui terang dan gelap yang datang silih berganti dari awal sampai pada akhirnya. (AMM)