Peliharalah aku seperti biji mata, sembunyikanlah aku dalam naungan sayap-Mu. (Mzm. 17:8)
Istilah “biji mata” yang ditulis oleh LAI (Lembaga Alkitab Indonesia), di dalam terjemahan NIV (New International Version) atau KJV (King James Version) ditulis dengan istilah “the apple of the eye”. Di dalam bahasa Ibrani, istilah ini secara literal dapat diterjemahkan menjadi “a little man”, “a daughter of the eye”. Pengertian ini menunjuk pada pantulan bayang-bayang yang terlihat di bola matanya ketika seseorang melihat bayangannya sendiri yang direfleksikan secara miniatur di dalam sebuah cermin. Pupil atau the central apple, di mana “a little man” ini terefleksikan, merupakan tempat paling istimewa dari seluruh mata dan mata adalah bagian tubuh yang lebih bernilai, lebih lembut, dan lebih dijaga secara hati-hati daripada bagian tubuh lainnya.
Sedemikian pentingnya mata tersebut sehingga Allah memberikan perlindungan khusus bagi si mata. Mata diciptakan berada di dalam suatu rongga yang dikelilingi oleh tulang yang kuat. Bukan hanya itu, di depan mata, Tuhan menciptakan kelopak mata agar keduanya dapat dengan segera melindungi mata bila ada benda asing yang “nyasar”. Allah juga menciptakan alis mata dan bulu mata untuk menjadi penyaring ketika adanya tetesan cairan yang jatuh ke dahi kita agar tidak mudah masuk ke dalam mata. Coba perhatikan betapa lengkapnya “perlengkapan” yang diberikan Allah untuk melindungi biji mata.
Dalam doanya, Daud memohon Allah memeliharanya bagaikan biji mata. Apakah makna dari “biji mata” dalam doa Daud ini? Setidaknya ada tiga makna dari seruan Daud tersebut.
Pertama, Daud memohon agar Allah menjaga dan melindunginya sebagai orang yang bernilai dan berharga di mata Allah. Dia meminta Allah menjaganya bagaikan “a little man” yang ada di pupil mata Allah. Dia memohon Allah menjaganya sedemikian bagaikan bayangan Allah sendiri yang ada di mata-Nya.
Kedua, permohonan Daud menunjukkan bahwa dia mengaku keberadaan dirinya yang lemah, dalam keadaan sakit, dan menderita. Di dalam keadaan ini, ia membutuhkan perlindungan dari Allah dan hanya Allah sajalah yang mampu melindunginya.
Ketiga, doa Daud ini menunjukkan bahwa ia mengakui Allah adalah Allah Sang Pelindung dan Pemelihara, sedangkan dirinya hanyalah ciptaan yang rapuh dan bergantung mutlak kepada Penciptanya.
Apakah Daud mengada-ada di dalam mengandaikan dirinya sebagai biji mata Allah? Tidak. Sebelumnya Allah sendiri telah menyatakan bahwa umat-Nya (bangsa Israel) yang berada di di padang gurun, di tengah-tengah ketandusan dan auman padang belantara adalah biji mata-Nya yang harus diawasi dan dijaga sebagai biji mata-Nya (Ul. 32:10). Daud dalam hal ini hanya mengingat akan janji Allah bagi umat-Nya dan Daud mengakui dirinya adalah umat Allah.
Hal yang sama juga dapat kita lihat di dalam cara Allah memakai Nabi Zakharia untuk menghibur dan memberikan kekuatan kepada bangsa Israel yang dijarah oleh bangsa-bangsa lain dengan memberikan jaminan perlindungan dari Allah sendiri karena bangsa Israel adalah biji mata-Nya (Zak. 2:8).
Kita pun adalah biji mata Allah yang Dia senantiasa lindungi. Di dalam kesetiaan kita kepada Tuhan, akan banyak musuh-musuh yang berusaha mengejar dan menghancurkan kita. Namun Allah sendiri telah memberikan jaminan bahwa Dia akan memberikan perlindungan dan tidak ada yang bisa menjamah umat-Nya tanpa seizing-Nya bagaikan biji mata-Nya.
Saudara, musuh apakah yang sedang mengejar kita oleh karena kesetiaan kita kepada Tuhan? Mari seperti Daud, kita datang kepada Allah dan berseru kepada-Nya. Dialah Sang Pelindung dan Pemelihara Sejati kita, Dia akan memelihara kita sesuai janji-Nya. Dia akan melindungi kita bagaikan biji mata-Nya. Terpujilah nama Tuhan! (DS)