Mengenal Allah dan mengenal diri haruslah dimengerti di dalam relasi Pencipta dan ciptaan. Ini artinya sebagai ciptaan, kita berutang keberadaan dan hidup kepada Sang Pencipta dan terikat dalam perintah-perintah-Nya. Hidup yang berutang artinya hidup ini bukanlah milik kita sendiri. Maka dalam segala hal yang kita lakukan sebagai ciptaan, kita wajib memikirkan hal apa yang dapat memuliakan Allah dan usaha apa yang membuat kita makin bisa mengenal Pencipta kita.
Memuliakan Allah maksudnya adalah dalam setiap hal yang kita lakukan, semuanya harus sesuai kehendak Allah. Termasuk dalam seluruh keputusan hidup kita, dalam hal bekerja, makan, kuliah, semuanya diputuskan sesuai dengan kehendak Allah, bukan kehendak diri. Kita juga harus punya usaha-usaha untuk mau mengenal Allah melalui pembelajaran firman Tuhan, bersekutu dengan umat Allah, dan doa. Bahkan melalui kehidupan keseharian kita, dalam setiap pengambilan keputusan, kita seharusnya memikirkan keputusan seperti apa yang membuat kita bisa makin mengenal Allah.
Sadar relasi Pencipta dan ciptaan juga berarti sadar bahwa kita terikat dengan segala perintah Allah yang akan membawa kita kepada kehendak-Nya. Sebagai ciptaan, menjalankan perintah yang Allah berikan kepada kita adalah natur kita. Pengenalan diri Allah dan manusia hanya bisa benar-benar dimengerti kalau kita sadar bahwa kita terikat dengan perintah Allah dan menjalankan perintah Allah. Makin kita taat kepada Allah, kita akan makin mengenal-Nya, dan kita akan makin memanusiakan diri kita sendiri.
Jadi mengenal diri dan mengenal Allah tidak hanya berhenti sampai pada mengenal diri yang bobrok dan mengenal Allah yang baik. Tetapi juga membawa kita melihat akan relasi Pencipta dan ciptaan, yang menyadarkan kita bahwa kita berutang hidup dan terikat pada perintah Allah sepenuhnya, sehingga kita bisa dipulihkan dari keberdosaan kita dan memanusiakan diri kita kembali. (SW)