Setiap minggu di dalam kebaktian kita pasti mengucapkan Pengakuan Iman Rasuli. Rangkaian kalimat ini mungkin sudah kita sangat hafal, tetapi tidak banyak yang benar-benar mengerti apa dan mengapa iman rasuli. Oleh karena itu, kita akan membahas setiap bagian dari Pengakuan Iman Rasuli di dalam beberapa artikel. Sebelum itu, kita akan mengulas mengenai sejarah dan tujuan dari Pengakuan Iman Rasuli di dalam artikel ini.
Sejarah
Dipercayai bahwa Pengakuan Iman Rasuli ditulis pada abad pertama oleh kedua belas rasul, dengan Matias menggantikan posisi Yudas. Setiap rasul memberikan sebuah kalimat theologis sehingga terbentuklah Pengakuan Iman Rasuli yang terdiri dari 12 kalimat theologis. Teori mengenai hal ini pertama kali diungkapkan oleh seorang yang bernama Rufinus pada 390 A.D. Tidak ada bukti yang otentik mengenai keterlibatan para rasul dalam penyusunan Pengakuan Iman Rasuli ini. Walaupun demikian, kita tetap bisa mengatakan bahwa setiap detail isi dari Pengakuan Iman Rasuli memiliki dasar yang sesuai dengan ajaran para rasul di dalam Alkitab. Di dalam konteks ini, konten atau isi dari pengakuan tersebut lebih penting dibanding dengan memperdebatkan siapa yang menyusunnya.
Tulisan sejarah yang mendekati Pengakuan Iman Rasuli adalah pengakuan iman dari gereja-gereja di Roma yang sering disebut sebagai Roman Creed. Pengakuan iman ini sangat mirip dengan Pengakuan Iman Rasuli, sehingga beberapa scholar percaya bahwa Pengakuan Iman Rasuli adalah versi lanjutan dari Roman Creed ini. Terlepas dari keakuratan sumber atau awal terbentuknya, Pengakuan Iman Rasuli diterima begitu luas terutama oleh gereja-gereja barat. Walaupun pada abad-abad awal pengkalimatannya masih beragam, pada abad ke-8 pengkalimatan yang standar dibuat dan bentuk inilah yang kita kenal pada saat ini.
Tujuan
Kesetiaan ajaran kepada firman Tuhan adalah syarat mutlak untuk sebuah gereja yang sehat dan benar. Saat ajaran sebuah gereja sudah melenceng dari firman Tuhan, cap sebagai gereja bidat akan diberikan sebagai konsekuensinya. Semangat “Sola Scriptura” tidak hanya kita jumpai pada Zaman Reformasi, tetapi sejak abad mula-mula kekristenan hingga saat ini, semangat ini tidak pernah pudar. Apalagi keberadaan gereja dari zaman ke zaman selalu dibayangi oleh ajaran-ajaran sesat, yang celakanya, sering menggunakan ayat-ayat Alkitab sebagai kedoknya untuk menutupi keborokannya.
Di tengah situasi seperti ini, gereja dan umat Allah harus memperlengkapi dirinya dengan pengajaran yang sehat, yang setia dengan Alkitab. Oleh karena itu, rangkuman pengajaran dasar dari gereja yang dirangkum dalam bentuk pengakuan iman sangatlah penting. Keberadaan pengakuan iman ini bukan untuk menggantikan Alkitab sebagai dasar dan sumber utama pengajaran gereja. Tetapi hal ini penting agar umat Allah dapat mengerti secara utuh dasar-dasar iman yang sejati tanpa perlu membaca seluruh Alkitab untuk mengonfirmasi setiap kali berhadapan dengan ajaran sesat. Di dalam konteks ini, pengakuan iman berada sebagai standar atau dasar untuk memeriksa kebenaran suatu ajaran, di samping Alkitab sebagai standar yang paling ultimat.
Selain untuk menjaga umat Allah dari ajaran sesat, Pengakuan Iman Rasuli juga digunakan sebagai pengajaran bagi orang-orang percaya baru. Di dalam Pengakuan Iman Rasuli terangkum seluruh pengajaran doktrin dasar Kristen yang dipercayai oleh seluruh umat Kristen di sepanjang zaman. Mulai dari doktrin Allah, Allah Tritunggal, Kristus, Roh Kudus, gereja, keselamatan, manusia dan dosa, hingga doktrin akhir zaman, semua terangkum di dalam pengakuan iman tersebut. Oleh karena itu banyak gereja yang menjadikan Pengakuan Iman Rasuli sebagai fondasi dari pengajaran di dalam gereja mereka.
Sebagai orang reformed yang menghargai akan karya Allah di dalam sejarah, marilah kita mempelajari lebih detail setiap pernyataan di dalam Pengakuan Iman Rasuli ini. Karena kita percaya bahwa Pengakuan Iman Rasuli memberikan pernyataan-pernyataan kebenaran firman Tuhan yang utuh dan mengakar. (SL)