Seorang anak bertanya kepada ibunya, "Apakah Mama akan memberikanku kado Natal?" Ibunya menjawab, "Kenapa harus memberikanmu kado? Natal adalah Tuhan memberi, maka kita meneladani Dia, kamu memberi." Anak ini segera menjawab, "Ada yang memberi, berarti ada yang menerima. Aku bagian yang menerima." Pemikiran seorang anak seperti ini dapat kita maklumi, tetapi apakah pemikiran ini juga ada pada diri kita? Apakah yang kita pikirkan sehari-hari, apakah fokus untuk mendapatkan sesuatu? Seorang anak ingin main sepuas-puasnya, seorang pelajar ingin mendapatkan nilai terbaik, seorang ayah ingin mendapatkan gaji setinggi-tingginya, seorang ibu ingin memiliki keluarga seharmonis mungkin, seorang pria ingin mendapatkan pasangan secantik-cantiknya, seorang wanita ingin memiliki tubuh yang langsing, dan seterusnya. Hidup adalah hal memiliki keinginan, karena yang tidak memiliki keinginan hanyalah orang mati.
Seorang psikolog bernama Abraham Maslow mengatakan bahwa ada lima tingkat kebutuhan dasar manusia. Kebutuhan di tingkat yang lebih tinggi hanya dapat diraih setelah kebutuhan di tingkat yang lebih rendah dipenuhi. Kebutuhan paling dasar adalah kebutuhan fisiologis, seperti makanan, pakaian, dan tidur; kedua adalah kebutuhan rasa aman, seperti bebas dari penyakit, orang jahat, dan bencana alam; ketiga adalah kebutuhan sosial seperti kasih sayang, rasa memiliki dan dimiliki; keempat adalah kebutuhan penghargaan seperti berprestasi dan prestise; dan terakhir adalah kebutuhan aktualisasi diri di mana kita menyatakan diri kita kepada orang lain. Orang yang untuk makan setiap hari saja susah, tidak akan memedulikan apakah ia berprestasi. Hirarki Kebutuhan Maslow digambarkan sebagai piramida:
Rasul Paulus mengatakan asal ada makanan dan pakaian, cukuplah (1Tim. 6:8). Kita bisa makan nasi, tidak harus makan pizza; kita bisa memakai baju biasa, tidak harus merek tertentu; kita bisa memiliki rumah yang sederhana, tidak harus yang mewah, dan seterusnya. Tuhan Yesus bahkan mengatakan hanya satu yang perlu, yang terbaik, yang tidak akan diambil darinya, yaitu diri-Nya dan firman-Nya (Luk. 10:42). Marta sibuk sekali mempersiapkan makanan (melayani) bagi Tuhan Yesus dan murid-murid-Nya, sedangkan Maria duduk dekat kaki Tuhan Yesus dan terus mendengarkan perkataan-Nya. Ketika Tuhan Yesus lapar setelah berpuasa 40 hari dan 40 malam, iblis menyuruh-Nya mengubah batu menjadi roti. Tuhan Yesus tidak melakukannya, melainkan mengatakan, "Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah" (Mat. 4:4). Setelah pencobaan di padang gurun itu berakhir, datanglah malaikat-malaikat melayani Yesus. Di dalam Khotbah di Bukit, Tuhan Yesus mengatakan bahwa hidup lebih penting dari pada makanan dan minuman; dan tubuh lebih penting daripada pakaian. Makanan, minuman, dan pakaian adalah hal-hal yang dicari oleh orang-orang yang tidak mengenal Allah. Tetapi murid-murid-Nya harus mencari dahulu Kerajaan Allah dan kebenaran-Nya, dan semuanya itu akan ditambahkan kepada mereka (Mat. 6:33). Kerajaan Allah lebih penting daripada makanan dan pakaian.
Tuhan Yesus memberitakan Kerajaan Allah melalui berbagai perumpamaan, seperti perumpamaan tentang penabur, biji sesawi, harta terpendam, gadis bijaksana dan gadis bodoh, dan talenta. Kerajaan Allah berarti Allah sebagai raja yang memerintah dan berkuasa atas segala sesuatu. Terlebih lagi, Tuhan Yesus mengasihi kita dan telah melepaskan kita dari dosa kita oleh darah-Nya, dan Ia telah membuat kita menjadi suatu kerajaan (Why. 1:6). Semua orang yang mau mengikuti Tuhan Yesus harus menyangkal diri, memikul salibnya setiap hari, dan mengikut Tuhan Yesus. Ini berarti setiap hari mengatakan “tidak” kepada diri kita sendiri, mematikan diri dan keinginannya untuk berdosa, lalu melakukan apa yang diperintahkan Tuhan. Hidup tidak lagi berfokus pada diri dan mencari aktualisasi diri, melainkan fokus pada Kerajaan Allah dan mengasihi sesama. Apa gunanya kita memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan jiwa kita? Keinginan daging, keinginan mata, serta keangkuhan hidup, berasal dari dunia dan sedang lenyap, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah berasal dari Allah dan akan hidup selama-lamanya.
Marilah kita setiap hari think more of God, think less of self. Kiranya inilah keinginan kita yang terus kita pupuk dalam hidup kita, dan yang paling kita inginkan pada setiap Natal. Selamat Hari Natal!